Belajar Vokasi dari Singapore

Awal Oktober ini, kelas PTK Vokasi C PPs UNY yang terdiri dari Vokasi Teknik Sipil dan Busana angkatan 2013 berkesempatan mengunjungi Singapura. Rombongan terdiri dari 12 orang mahasiswa dan 1 orang dosen pembimbing yaitu, Dr. Wagiran. Perjalanan ditempuh kurang lebih selama dua jam dan sesampainya di Bandara Internasional Changi, para rombongan segera menuju ke penginapan di daerah Chinatown untuk check in dan meletakkan barang-barang bawaan. Perjalanan dilanjutkan ke Singapore Polytechnic menggunakan MRT. Sampai di halte Dover, para rombongan berjalan kaki menuju Singapore Polytechnic tepatnya di School of Architecture and the Built Environment (ABE). Di sana kami sudah ditunggu oleh Dr. Handojo Djati Utomo, beliau adalah salah satu staf pengajar di ABE yang berasal dari Jawa Tengah. Setelah diberi sambutan dan pengarahan dari Beliau, kami diajak mengunjungi beberapa laboratorium dan bengkel di School of Architecture and the Built Environment (ABE).

Selama di Singapore Polytechnic, mahasiswa sangat antusias. Banyak pelajaran berharga yang dapat dari Singapore Polytechnic di antaranya, kenyamanan dalam melakukan praktik kerja di laboratorium/bengkel menjadi prioritas bagi kampus ini. Selain itu, masing-masing mahasiswa melakukan tujuh eksperimen dalam satu semester. Setiap pembelajaran di laboratorium/bengkel diisi oleh dua puluh orang mahasiswa dan dipandu oleh satu orang teknisi.

Praktik dan eksperimen yang dilakukan pun sesuai dengan kebutuhan dan teknologi terkini. Sebagai contoh, laboratorium Struktur yang terdiri dari job praktik jembatan, beton bertulang, dan baja semuanya dilengkapi dengan sensor dan terintegrasi oleh komputer. Selain itu, laboratorium Hidrologi terdiri dari praktik simulasi tata-kota untuk resapan air hujan, praktik water treatment, dan pengolahan air suling. Salah satu yang cukup menarik adalah laboratorium Simulasi Gempa. Setiap tahunnya ABE mengadakan lomba rancang bangunan kemudian disimulasikan terhadap getaran gempa.

Kampus sebagai tempat mahasiswa melakukan seluruh aktivitas, baik belajar, berolahraga, dan menyalurkan hobi lainnya. Maka tak heran jika kampus ini memiliki berbagai fasilitas dan tentunya terawat dengan baik.

Pada hari pertama di Singapore, selain mengunjungi Singapore Polytechnic, kami juga berkesempatan untuk jalan-jalan di daerah Little India, Orchard, dan pusat perbelanjaan di Chinatown.

Lasalle College menjadi tujuan selanjutnya di hari kedua. Kampus swasta tersebut cukup ternama di Singapura dengan seni dan dekorasi. Lasalle College terdiri dari lima fakultas, yaitu, Faculty for the creative industries, Faculty of design, Faculty of fine arts, faculty of media arts, dan faculty performing arts. Selama di Lasalle College, para mahasiswa sangat takjub dengan berbagai keunikan baik dari segi arsitektur bangunan maupun produk yang dihasilkan oleh mahasiswa. Fashion yang dihasilkan menunjukkan seni yang tidak terbatas. Mahasiswa Lasalle College mampu menciptakan iklim fashion sebagai tolok ukur style. Karakter dari desain tercermin dari desainernya, terbukti para mahasiswa memiliki gaya berbusana yang original dan inovatif. Produk yang kreatif harus direncanakan dengan sebaik mungkin, misalkan dengan membuat dami produk sehingga produk yang diciptakan berkualitas dan dapat terukur.

Mata kuliah di Lasalle College ternyata ada yang dapat dikomparasikan pada mata kuliah yang ada di PPs UNY. Mata kuliah yang disajikan oleh Lassale College antara lain: draping for fashion design, fashion illustration, design and construction of men’s shirt, pattern making and sewing, oil painting, figure drawing, exploring art therapy dan masih banyak lagi.

Lassale College tidak hanya membuka pembelajaran secara umum, tetapi juga membuka program Short Course yang menawarkan mata kuliah preparatory classes, art therapy, fashion design textiles, fine arts, jewellery art, performing art, dan photography. Short Course dilakukan selama kurang lebih selama 6 bulan. Para rombongan juga berkesempatan melihat kegiatan mahasiswa pada saat latihan fashion show dengan menggunakan eksplorasi busana dari bahan kawat yang dibuat menjadi busana pesta.

Selain Lasalle College, para rombongan juga mengunjungi Bugis Street, Masjid Sultan, dan Marina Bay. Pengalaman dan pelajaran yang luar biasa yang didapatkan selama di Singapura. Ketertiban masyarakat, tata-kota yang baik, fasilitas umum yang memadai, peraturan yang benar-benar ditegakkan, dan kebersihan lingkungan yang sangat dijaga. Maka tak heran negara yang luasnya hanya 710,2 km2 ini mampu menjadi Negara urutan ke-2 dari 148 negara berdasarkan growth competitiveness index tahun 2013 – 2014. (Galeh)
 

Indonesian

JURNAL